5 Cara Terbaik Ajarkan Anak Mengenal Uang

Sistem pendidikan di Indonesia tidak menyertakan pengajaran seputar pengelolaan uang pribadi. Kurikulum di sekolah lebih fokus mengajarkan pengelolaan finansial sebuah institusi yang nominal angkanya memang besar. Meski tidak semua orang tertarik akan hal itu. Tapi kalau sudah soal keuangan personal, mau tidak mau harus dihadapi. Dalam kehidupan sehari-hari, kita dituntut untuk pandai mengatur keuangan agar hidup jadi lebih baik.

Mengatur keuangan pribadi memang terlihatnya mudah, namun nyatanya sulit. Banyak orang yang gagal menyisihkan uang setiap bulan untuk ditabung. Penyebabnya sudah jelas, karena pengelolaan keuangan yang buruk, membuat uang berapa pun yang masuk jadi selalu kurang. Lalu, apakah untuk bisa sukses mengatur keuangan perlu adanya edukasi dan pembiasaan?

Itu mengapa, pendidikan soal keuangan sebaiknya diajarkan dan dibiasakan kepada anak sejak kecil. Pastikan Anda sebagai orang tua tidak melewatkannya. Caranya bagaimana? Tidak perlu bingung, berikut Investree siapkan ulasannya untuk Anda.

Jangan malu berbagi kesalahan

Setiap manusia pasti punya salah. Anda sebagai orang dewasa yang mungkin pernah melakukan kesalahan dalam mengatur keuangan, tidak ada salahnya untuk membagikan cerita tersebut ke anak Anda. Beri tahu apa konsekuensi yang harus dihadapi agar mereka tidak melakukan kesalahan yang sama seperti yang pernah Anda lakukan.

Misal, Anda pernah memiliki banyak kartu kredit dan ternyata tidak bisa mengontrol pemakaiannya. Sehingga Anda harus berjuang keras untuk menutupi utang tersebut. Selain itu, penyesalan tidak mempersiapkan dana pensiun lebih awal sehingga harus mengejar ketertinggalan juga bisa Anda bagikan agar mereka bisa belajar dari apa yang Anda alami.

Beri pemahaman soal konsep bunga berbunga

Ketika seseorang menyimpan uang di bank ada bunga yang bisa didapat, namun nilainya kecil. Jika ingin lebih tinggi, pasti pilihannya adalah menyimpan uang di produk investasi. Seperti deposito, reksa dana, dan saham.  Bahkan sekarang sudah bisa mendanai di fintech lending platform seperti Investree yang memberikan return kompetitif dengan instrumen investasi lainnya. Belum lagi ada manfaat bunga berbunga (compound interest) yang membuat hitungan bunga semakin besar dari tahun ke tahun. Jadi semakin panjang waktunya, akan semakin besar bunganya.

Di usia Sekolah Dasar, Anda bisa mengajak anak ke bank untuk membuka rekening atas namanya sendiri. Dan jadikan kegiatan menabung di bank sebagai rutinitas setiap bulan. Beri akses kepada mereka untuk mengetahui perkembangan uang tabungannya. Supaya secara perlahan, anak bisa dikenalkan pada konsep bunga berbunga.

Cara di atas merupakan cara sederhana untuk membuat mereka mengerti dan semangat terus menyisihkan uang. Apalagi bila bisa dimulai dari usia sangat muda. Ketika mereka dewasa, tahu-tahu uang yang diperoleh akan jadi banyak.

Ajarkan cara membuat anggaran

Pembuatan anggaran menjadi pondasi kesuksesan mengatur keuangan pribadi. Bila anak tidak diajarkan membuat anggaran sedari kecil, mereka akan sulit menentukan keputusan pembelian saat dewasa nanti. Untuk mengajarkan mereka cara membuat anggaran, perlu praktik langsung.

Mulai dari usia 4 sampai 5 tahun, Anda bisa ajak si kecil untuk membantu Anda mencatat daftar keperluan sebelum pergi berbelanja. Sepakati pula peraturan untuk tidak membeli barang-barang di luar dari daftar tersebut. Sesampainya di tempat tujuan, minta anak untuk bantu mencarikan barang-barang yang ada di daftar tadi. Ini cara yang menyenangkan untuk mengajarkan anak berhemat dan patuh pada anggaran yang telah dibuat. 

Biarkan anak membuat kesalahan terlebih dahulu

Memasuki usia 6 sampai 8 tahun, menurut penasihat keuangan dari Sarosa Consulting Group, anak sudah bisa diberi uang saku. Biarkan mereka memiliki tanggung jawab atas uang yang dimilikinya. Biarkan juga mereka melakukan kesalahan. Ada kalanya anak bingung harus membeli apa dari uang yang mereka punya. Sehingga, mereka jadi asal-asalan dalam melakukan pembelian.

Misal, membeli mainan yang langsung menghabiskan uang jajan mereka. Padahal hanya dimainkan satu sampai dua hari saja. Setelah itu mereka bosan dan mainan tersebut jadi terlupakan. Seketika itu mereka menyesal telah menghabiskan uang jajannya. Biarkan mereka merasakan hal tersebut, agar ke depan mereka bisa berpikir dengan lebih matang sebelum membeli. Jika mereka sudah terbiasa melakukannya, ini akan menjadi kebiasaan yang positif. Menghindarkan anak dari perilaku konsumtif dan mengajarkan mereka untuk pintar membedakan antara kebutuhan dengan keinginan.

Ajarkan untuk berderma

Berbagi dengan orang lain yang membutuhkan bisa menumbuhkan rasa kepedulian terhadap sesama. Selain itu, berbagi adalah cara untuk mengingatkan betapa beruntungnya mereka atas apa yang telah dimiliki. Menyadarkan anak bahwa di luar sana masih banyak orang yang kurang beruntung. Bahwa uang yang sedikit bisa membahagiakan orang lain yang membutuhkan. Agar mereka bisa bersyukur atas apa yang mereka punya dan tidak hanya terus menuntut. Dengan begitu, anak bisa lebih menghargai kehadiran uang dalam hidupnya.

Ketika anak berada di usia remaja, tidak ada salahnya mengajari mereka untuk membandingkan harga saat berbelanja di pasar atau supermarket. Ajak mereka membaca label harga yang tertera sebelum memutuskan untuk membeli. Tujuannya agar mereka bisa mengendalikan diri ketika belanja dan menyesuaikan apa yang dibeli dengan anggaran yang tersedia. Jangan sampai anggaran yang mengikuti keinginan mereka, karena tidak akan ada habisnya. Semoga berhasil!

Referensi:
Zina Kumok. 15 Mei 2019. How to Teach Your Kids About Money. MintLife Blog: https://blog.mint.com/credit/how-to-teach-your-kids-about-money/
Parents Indonesia. Mengajarkan Anak Mengenal Uang. Sahabat Nestle: https://www.sahabatnestle.co.id/content/gaya-hidup-sehat/tips-parenting/mengajarkan-anak-mengenal-uang.html